Selamat Pagi Indonesia 😊
Lagi dan lagi dan lagi, gua ingin menulis artikel untuk menampar diri gua sendiri dan mungkin buat kalian yang merasa tertampar dengan tulisan gua ini. Karena, dengan menulis, tanpa gua sadari gua membuat komitmen terhadap diri gua sendiri untuk jadi pribadi yang lebih baik terutama dalam berkomunikasi dengan orang lain.
KOMUNIKASI
Kata yang satu ini sering banget di ucapkan sama semua orang. Manusia sebagai makhluk sosial pastinya butuh berkomunikasi setiap harinya dengan sesama manusia lainnya. Makanya, komunikasi jadi hal yang sangat amat penting dalam menjalani kehidupan.
Tapi tahu gak, komunikasi ini sebenernya selalu jadi pangkal dari semua permasalahan yang ada di dunia ini? Setuju gak sama gua kalo kita punya masalah terutama masalah sama orang lain, penyebab utamanya tidak lain dan tidak bukan adalah K-O-M-U-N-I-K-A-S-I?????
Keliatannya spele banget ya, hubungan manusia bisa rusak karena masalah komunikasi. Yang tadinya cinta berubah jadi benci karena masalah komunikasi. Dari yang tadinya bersahabat lalu jadi musuh bebuyutan karena masalah komunikasi. Dari yang tadinya tim solid banget dah kayak keluarga tiba-tiba bubar dan saling bermusuhan karena komunikasi. Perang aja, bisa terjadi karena komunikasi.
Data terbaru Pengadilan Agama (PA) kota Bekasi, jumlah kasus percerian yang disebabkan oleh perselingkuhan melalui SMS,Whatsapp, dan sosial media lainnya mencapai 80%. Dilaporkan gugatan berawal dari rasa curiga terhadap pasangan yang disangka selingkuh. Gile! 80% pasutri cerai gegara sosmed. Kok bisa? Ya bisa lah, wong kurang komunikasi!
Ilustrasi konflik antar pasangan karena masalah komunikasi |
Komunikasi lagi komunikasi lagi. Itu mulu dah! Kok bisa sih? Pas lagi ada masalah, banyak tuh orang yang bilang "ya elah tinggal di komunikasiin baik-baik aja apa susahnya sih?", coba di jawab apa susahnya? Kenapa susah? Segitu sulitkah berkomunikasi baik-baik? Apa sih penghalang orang yang bikin mereka membatasi komunikasi mereka terhadap orang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini selalu muter-muter di kepala gua. Kenapa ya?
Menurut pakar political scientist and communication theorist, Harold D Lasswell, faktor yang menghambat komunikasi ada tiga:
1. Komunikasi dilakukan tidak tulus
Sekedar basa-basi saja penuh dengan kesungkanan. Karena satu keluarga atau satu tim kantor jadi harus 'berkomunikasi' tapi gak ada kesadaran di masing-masing individu bahwa mereka punya ikatan yang lebih dari sekedar keluarga atau tim.
2. Komunikasi telah di ganti oleh hiburan, dengan kata lain kalo jaman sekarang diganti oleh teknologi
Teknologi sejatinya itu membantu manusia menyelesaikan masalah dan memberi kemudahan. Tapi kalau kadarnya tidak pas, malah jadi pemicu segala masalah dan memberikan kesulitan. Seperti jumlah kasus perceraian di kota Bekasi, 80% disebabkan karena miss-komunikasi dalam menggunakan sosial media. Inilah yang terjadi saat ini.
3. Ada pemahaman bahwa komunikasi harus lebih banyak bicara
Padahal kalo semuanya berbicara ini malah jadi pemicu konflik. Tidak ada yang mengajarkan menjadi pendengar yang baik akan membuat orang tidak mau mengerti satu sama lain.
Namun, selain yang di jelaskan Harold D Lasswell, gua juga membaca beberapa buku dan artikel mengenai psikologi dan komunikasi, terus ngobrol-ngobrol juga dengan praktisi komunikasi. Kesimpulan yang gua dapet, kenapa komunikasi selalu jadi pangkal permasalahan adalah berikut ini:
1. Gengsi
Hayo siapa yang harga dirinya tinggi? Ini nih yang sering terjadi. Orang yang merasa lebih pintar, kuat, dan punya lebih dari orang lain sadar gak sadar dia jadi punya harga diri tinggi yang juga bikin gengsinya tinggi. Karena gengsi tinggi inilah dia jadi males buat berkomunikasi dengan baik-baik ke orang yang dia anggep gak lebih baik dari dia. Komunikasi jadi dianggep hal yang spele dan cenderung gak mikirin perasaan orang lain. Cukup ngeselin ya orang kayak gini.
2. Gak Enakan
Nah ini nih, ini nih! Masalah klasik dalam berkomunikasi yaitu GAK ENAKAN. Contohnya kayak gini nih:
"ah gak enak aku kalo ngomong gitu sama dia, nanti dia marah"
"gak enak aku kalo bilang pendapatku, soalnya dia kan atasan"
"aku gak enak kalo harus ngomong jujur sama dia. Nanti dia salah paham"
Aduh!!!!! Siapa yang suka kayak gini? Menurut kalian dengan gak enakan itu bikin suasana enak atau gak enak beneran? Ya sekarang sih keliatannya aja gak apa-apa. Cepet atau lambat bakalan gak enak beneran.
3. Diam Itu Emas
"Karena kalo kita utarain pendapat kita atau berargumentasi dengan orang, nanti malah debat. Kalo debat nanti malah jadi konflik. Kita gak mau hubungan ini rusak gara-gara berargumentasi jadi mendingan diem aja deh. Iyain aja udah biar cepet"
Terus tar ujung-ujungnya saling ngegosip di belakang, nusuk dari belakang, tahu-tahu perang dingin. Gegara apa? Karena "udeh iyain aja biar cepet".
4. Dianggep Spele
"Ya udah sih, tar dia juga ngerti"
"Udah gak usah di omongin lah, tar juga ngerti. Ribet tahu mesti bilang ini-itu segala"
Terus beberapa hari kemudian gini:
"kok kamu gak ngerti sih maksud aku? Maksud aku tuh bla bla bla"
"kamu gak pernah ngerti aku!"
Yaaaa iyalah pinter, lah elu anggep komunikasi itu hal yang spele. Males ngomong, males nyampein, gak mau ribet, tapi begitu ada masalah ujung-ujungnya saling nyalahin. Komunikasi emang keliatan mudah di lakukan tapi selalu di anggep spele.
5. Sosial Media
Orang satu rumah aja sekarang komunikasinya lewat Whatssapp. Terus ada lagi, pemuda jaman now kalo lagi bad mood entah itu sama pacar, temen, organisasi, atau apapun itu nyindir-nyindir lewat Instastory, status Facebook, Twitter, bahkan status Whatsapp.
Dah gitu omongan penting yang dalem, bukannya ketemu malah pake chat. Ya mending kalo nelpon ya masih bisa ngomong, lah ini pake chat pula. Orang kan bisa salah paham tentang apa yang kita tulisin. Tuh buktinya, pasutri di Bekasi 80% cerai gegara dugaan selingkuh dari sosmed. Hedeh!
Itulah faktor-faktor kenapa komunikasi selalu jadi pangkal dari semua permasalahan.
Terus gimana dong solusinya? Oke, ini juga kesimpulan dari research kasar gua dan hasil obrolan dengan para praktisi dan CEO startup:
1. Bicarakan Baik-Baik Face To Face
Stop ngomong lewat chat. Gak akan efektif. Ketemu langsung sama siapa yang punya masalah sama kita. Atau, saat meeting organisasi atau perusahaan, utarakan apa yang ada dalam pikiran. Jangan lupa, pakai bahasa yang santun, nada bicaranya di jaga, dan gesturnya harus bersahabat.
Dengan ketemu face to face, orang bisa liat kita itu ngomongnya baik-baik gak, gestur tubuh dan tatapan matanya tulus atau gak. Dengan bertatap muka, kita bisa mengungkapkan isi hati kita dan juga kita bisa merasakan perasaan orang lain saat berbicara dengan kita. Dengan begitu komunikasi dari hati ke hati akan nyambung dan berbagai solusi dan feedback akan muncul. Ini juga dengan catatan kita menjaga tata bahasa, nada bicara, dan gestur tubuh kita.
2. Bicara Itu Berlian
Dalam buku "Maximum of You (MOU)", Girindrawardana (2014) mengungkapkan bahwa zaman sekarang bukan lagi "diam itu emas"tapi "bicara itu berlian". Ketika kita berbaur, belajar, dan bekerja dalam suatu kelompok, kita dituntut berbicara! Kita di tuntut untuk berkomunikasi dan bicara adalah komunikasi yang paling efektif supaya kita bisa mengevaluasi tentang hasil kerja kita dengan rekan-rekan kerja kita, kesalahan-kesalahan apa yang harus di perbaiki, dan solusi untuk masalah itu.Tanpa komunikasi sudah di pastikan kita ada di ambang kegagalan.
Diam memang bagian dari komunikasi, tapi bukan berarti itu kita harus selalu diam agar tidak terjadi konflik. Sesuaikan dengan situasi dan kondisi, apabila masalah ini harus di selesaikan dengan cara bicara, maka jangan menghindari masalah! Selesaikan dengan bicara yang baik-baik.
3. Tugas Utama Kita Adalah Berkomunikasi Dengan Baik; Kalo Dia Gak Paham, Itu Masalah Dia
Saat kita merasa harus mengungkapkan perasaan, isi hati, dan pikiran untuk menyelesaikan masalahh, tugas utama kita adalah berbicara dengan baik-baik dengan bahasa yang baik. Maksud kita baik yaitu untuk menyelesaikan masalah dan menjeaskan maksud kita apa, solusi dari kita apa, dan harapan kita apa.
Kalo udah kayak gitu, tapi yang bersangkutan gak juga mau memahami dan mendengarkan, ya udah itu masalah dia bukan masalah kalian. Jangan di ambil pusing, karena gimana pun juga orang ini tetap keras kepala dan merasa dialah yang benar. Kalo memang udah di usahain dengan berbagai cara tapi dia juga gak mau paham, ya udah tinggalin aja!
4. Gak Usah Gak Enakan! Ungkapin Aja!
Seperti yang gua bilang tadi, tugas kita harus komunikasi dengan etika yang baik. Jadi udah gak usah gak enakan, hilangin itu! Kalo kita ngerasa gak enakan karena status atau siapa dia, nantinya beneran gak enak bahkan lebih parah dari itu. Situasi yang gak ada konflik dan baik-baik aja itu sementara aja. Cepet atau lambat pasti bakalan jadi racun dalam hubungan. Jadi, jangan kebanyakan gak enakan! Utarain aja dengan penuh keyakinan tanpa ragu!
5. Dengar Dan Pahami
Seperti yang di jelasin Harold D Lasswell, orang mikir komunikasi itu cuma berbicara. Padahal mendengarkan juga bagian dari komunikasi. Jangan cuma mau menang sendiri dengan kita doang yang mau ngomong. Kasih kesempatan sama dia atau mereka untuk bicara pikiran, perasaan, isi hati. Terus di dengerin baik-baik, jangan masuk kupin kanan keluar kuping kiri. Dengerin dan pahamin maksud dia atau mereka itu apa! Terus kasih respon positif dan hargai apa yang mereka bilang.
Jadi kesimpulannya, komunikasi itu bagian dari hidup manusia. Kita pasti setiap hari berkomunikasi dengan orang lain. Jadi komunikasi yang baik akan melahirkan hubungan yang baik.
Gua sendiri masih harus belajar banyak mengenai komunikasi. Kadang apa yang menurut gua bener belum tentu bener di mata orang lain. Gua gak sadar kalo kata-kata gua atau cara gua menyampaikan sesuatu itu gak pas sama orang itu. Makanya, gua bertekad untuk jadi pribadi yang komunikatif lebih baik ke depannya.
No comments:
Post a Comment