Sunday, October 29, 2017

Skill To Seek Options And Make Decision


Hey Hey Heeeyyyy,

Lama tak jumpa kita. Gua hadir kembali dengan segudang cerita yang pengen gua sharing sama kawan-kawan semua.

Kali ini, gua mau sharing tentang "Skill To Seek Options And Make Decision" (kemampuan untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan). Topik ini di bahas dalam acara kelas Limitless Campus 23 Oktober 2017 kemaren.


Sekedar penjelasan pendek aja mengenai Limitless Campus. Ini kutipan dari websitenya Limitless Campus
"Limitless campus is a life skill learning platform with 3 fundamentals: know-self; scan surroundings; claim roles, facilitated by coaches and subject matter mentors to help young people rediscover themselves and make creation that has impact to society" (Limitless Campus official website)
Pendek apaan, macem kayak textbook aja ya 😁? Oke deh ambil simpelnya aja. Initnya Limitless Campus itu isinya orang-orang keren. Orang-orang yang udah malang-melintang dalam berbagai bisnis dan akan membantu 'calon-calon orang keren' untuk menemukan jati diri mereka.

Hari Senin tanggal 23 Oktober kemaren, Limitless Campus adain sharing session dengan Razi Talib, seorang CEO setipe.com, yang udah malang-melintang di berbagai perusahaan dan industri. Di sesi ini dia akan berbagi tentang kemampuan menentukan pilihan dan keputusan.

Gua akan mengutip kata-kata dia yang gua catet di buku catetan. Setelah itu akan gua bahas secara singkat, padat, dan jelas.
"Kita berbicara hanya mengatakan apa yang kita tahu saja. Tapi kalau kita mendengar, kita akan tahu apa yang belum kita tahu"

Ini dia nih yang menarik. Manusia di anugerahi Tuhan satu mulut dan dua telinga. Kenapa kita lebih banyak bicara dibanding mendengar? Dah gitu bicarain hal yang gak berguna lagi. Ngomongin orang lah (gosip), debat yang bukan bidang kita lah, marah-marahlah, ngedumel lah, halah pokoknya sering deh mulut kita ini di pake buat bicara yang gak baik-baik. Ngaku aja deh, lu juga gitu kan?

Sedangkan dua telinga kita ini, apakah sudah 'berfungsi' sebagaimana mestinya? Mendengarkan yang baik-baik gak? Yang di dengerin mah seringannya gosip, fitnah, lagu ajep-ajep, paling parah lagi ngupin omongan orang lagi! Waduh, manusia macam apa ini? Mulut ama telinganya 'gak berfungsi' ini.

Good speaker banyak. Menang lomba debat, widih hebat banget! Tapi, good listener ada gak? Ada dong, tapi dikit. Itulah yang terjadi pada masyarakat kita. Telinga kita ini di kasih Tuhan untuk mendengar kebaikan dan mendengar pengetahuan baru yang bermanfaat. Mulut kita cuma satu, seharusnya kata-kata yang baik, ucapan-ucapan yang bermanfaat yang di keluarin.

Dengan mendengar, kita bisa tahu apa yang tidak kita tahu sebelumnya. Dengan mendengar pula, kita bisa menambah wawasan dan merasakan perasaan orang lain. Dan mulut kita ada untuk menyebar kebaikan dan saling menasihati untuk mentaati kesabaran dan menepati kebenaran. 
"Orang tegas itu punya tujuan tapi sadar orang lain juga punya tujuan. Jadi gimana kita yang punya keputusan bisa ngasih win-win solution"

Tegas itu jangan diidentikin sama galak dan marah-marah. Dulu siiiiih, waktu sekolah pas kita di kasih tahu "gurunya tegas lho" terus pembawaanya si guru itu kayaknya galak apalagi pas ujian. Jadi deh mindsetnya orang tegas itu galak dan serem. Gak gitu juga keleus !

Seperti yang di bilang mas Razi diatas, orang tegas itu tahu win-win solution dari keputusannya. Win-win solution itu intinya semua senang, semua untung. Jadi gak ada yang boleh di rugikan. Leader yang tegas adalah leader yang bertanggung jawab penuh atas timnya dan sadar kalau semua orang layak untuk berhak mendapatkan win-win solution. 
"Ada 3 hal yang harus di pikirkan saat kita bekerja atau berbicara di depan publik: Tujuan, strategi, dan exekusi"

Tujuan itu dasar dari segala aktivitas yang kita kerjakan. Tanpa tujuan, kita akan kehilangan arah. Kenapa kerja di perusahaan A? Kenapa kuliah di universitas B? Kenapa milih jurusan C? Kenapa jomblo? (#eeehhh #nocurhat #nasibkaliye 😔) Semua itu harus ada alasan dan tujuan yang jelas supaya kita bisa merancan strategi dan eksekusi yang tepat sasaran.

Ibarat kalo tim sepak bola lagi mau tanding, pelatihnya pasti udah ngerancang strategi untuk menang dan nge-komunikasiin ke pemainnya. Nah sama, kita pun juga begitu. "Oh gua pengen menampilkan seni budaya Indonesia ke seluruh dunia berarti strateginya gua setiap weekend latihan nari dari dasar", nah ini salah satu strategi gua buat ngewujudin mimpi gua.

Tujuan udah di tetapkan, strategi udah di rancang, udah deh tinggal eksekusinya aja. Eksekusi ini butuh konsistensi dan kesabaran. Proses harus di jalani pelan-pelan. Jadi, gak usah ragu-ragu, sikat aja kesempatan yang ada di depan mata!
"Choose your mindset! There's only two choices: positive or negative"
Mindset atau pola pikir, Razi ngutarain hidup itu pilihan begitu juga mindset. Mau pilih mindset positive atau negative? Mindset itu kita yang ngebentuk lho.

Bukan lingkungan ataupun orang lain. Lu mau ngikut apa kata orang, mau ngikut atau gak mindset yang udah tertanam sama masyarakat sekitar lu, mau berpikir positif atau negatif, itu semua terserah lu, lu yang milih! Kalo kata Rene Suhardono:
"lo bukan pikiran lo, lo bukan jabatan lo, bukan nama lo, bukan emosi lo, bukan status lo, lo itu adalah KESADARAN yang lo pilih".
Yes, it's true isn't? Kita itu kesadaran yang kita pilih. Karena hidup itu pilihan. Kalo mindset lu itu negatif mulu, ya itu sebenarnya pilihan lu yang lu pilih atas kesadaran lu.

So, kalo lu betah dan bahagia sama mindset negatif lu, ya udah gpp tapi jangan tularin ke orang lain. Lu aja yang negatif! Yang lainnya yang punya mindset positif, di jaga baik-baik, punya pendirian, dan jangan mau di rasuki oleh pikiran-pikiran negatif lingkungan lu.
"Choose love or fear? Choose love!"
Apa sih cinta itu? "itu lho lope lope yang ada gambar hatinya warna pink itu lho", jawab Audi kecil 15 tahun yang lalu. Duh, masih bocah aja ni anak udah di rasukin cinta itu yang lope lope gitu, yang kayak pacaran-pacaran gitu. Hedeh, menggemaskan sekali! (#mujidirisendiri 😎)

Gak lah! Cinta jangan di identikin sama yang pacar-pacaran terus romantis-romantis gitu. Jadi apa dong? Nah kalo menurut Razi, yang paling penting dalam cinta itu: IKHLAS

Ikhlas mengerjakan apa yang kita kerjakan, ikhlas mencintai pasangan, ikhlas dengan menyayangi keluarga. Ikhlas itulah yang terpenting dalam cinta. Orang boleh punya definisi cintanya masing-masing, tapi kalo gak ada keikhlasan dalam mencintai, ya gimana mau bahagia? Gak ikhlas dalam bekerja, yang ada lu stress mulu. Gak ikhlas pergi kuliah, yang ada lu gondok dalam hati.

Jadi mencintai dengan keikhlasan itu baru cinta yang sebenar-benarnya.

Nah itulah sharing gua kali ini mengenai meet up & sharing session di Limitless Campus dengan tema "Skills To Seek Options And Make Decision" bersama Razi Thalib. Semoga sharing gua ini bisa ngasih wawasan baru dan pencerahan mengenai menentukan pilihan dan membuat keputusan, baik itu dalam hidup personal maupun professional.

No comments:

Post a Comment